gunadarma.ac.id
baak.gunadarma.ac.id
Senin, 13 Oktober 2014
Tugas 2
Macam -
macam sistem perekonomian :
1. Sistem Perekonomian
Merkantilisme
Merkantilisme diambil dari kata ”Mercari” yang artinya berjual beli. Merkantilisme adalah sebuah sistem ekonomi di mana negara memiliki wewenang yang besar, atau disebut juga sebagai sistem ekonomi proteksi. Kemakmuran diperoleh dari perdagangan luar negeri. Ideologi ini sangat kuat pengaruhnya, sehingga pada abad ke-18 berkembang menjadi politik ekonomi di negara-negara Eropa Barat. Tujuan dari merkantilisme adalah untuk melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di masing-masing negara.
2. Sistem Perekonomian
Pasar (Liberalis / Kapitalisme)
Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana
perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta
dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Potensi keberhasilan
setiap individu juga dihargai. Masyarakat dianjurkan untuk mengembangkan bakat
mereka dengan cara menguntungkan diri mereka sendiri, misalnya dengan memulai
Bisnis.Sistem ekonomi kapitalisme banyak dianut negara-negara
Eropa dan Amerika Serikat.
Ciri-ciri :
1.
Menerapkan sistem persaingan bebas
2. Kedaulatan konsumen
dan kebebasan dalam konsumsi
3. Peranan pemerintah
dibatasi
4. Peranan modal sangat
penting
Kelebihan :
1. Setiap individu bebas
memiliki alat produksi sendiri.
2. Kegiatan ekonomi
lebih cepat maju karena adanya persaingan..
3. Produksi didasarkan
kebutuhan masyarakat.
4. Kualitas barang lebih
terjamin.
Kekurangan :
1. Sulit terjadi
pemerataan pendapatan.
2. Rentan terhadap
krisis ekonomi.
3. Menimbulkan monopoli.
4. Adanya eksploitasi.
3. Sistem
Perekonomian Komunisme
sistem
perekonomian komunis peranan pasar untuk menentukan arah produksi hampir tidak
ada. Bila sistem perekonomian kapitalisme dapat kita sebut ekonomi pasar, maka
sistem ekonomi komunis adalah ekonomi perintah, yang bersifat totaliter dengan
putusan-putusan ekonomi di buat oleh pusat.
Dalam sistem
perekonomian komunis negaaralah yang menerangkan atau menetapkan pada
orang-orang perseorangan:
- Dimana harus bekerja
- Pekerjaan apa yang harus dipilih
- Apa yang harus dimakan
- Apa yang harus dihasilkan
- Berapa tinggi harga harus di tetapkan
- Bagaimana menanam modal simpanan
4. Sistem Perekonomian
Perencanaan (Etatisme / Sosialisme)
Sistem ekonomi
etatisme/sosialis merupakan sistem ekonomi dimana ekonomi diatur negara.
Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab
negara atau pemerintah pusat. Dalam perekonomian ini yang menjadi dasar adalah
Karl Marx , dia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka
tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan
menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba,
Korea Utara, dan negara komunis lainnya.
Ciri-ciri
:
1. Hak milik individu
tidak diakui.
2. Seluruh sumber daya
dikuasai negara.
3. Semua masyarakat
adalah karyawan bagi negara.
4. Kebijakan
perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
Kelebihan :
1. Pemerintah lebih
mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
2. Kebutuhan masyarakat
dapat terpenuhi secara merata.
3. Pelaksanaan
pembangunan lebih cepat.
4. Pemerintah bebas
menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kekurangan :
1. Individu tidak
mempunyai kebebasan dalam berusaha
2. Tidak ada kebebasan
untuk memiliki sumber daya.
3. Potensi dan
kreativitas masyarakat tidak berkembang.
5. Sistem Perekonomian
Fasisme
Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa
sendiri dan memandang
Rendah bangsa lain. Dengan kata lain, fasisme adalah
suatu sikap nasionalisme yang
berlebihan. Fasisme dapat menghambat proses multikulturalisme
karena bersifat: Ultra Nasionalis,Rasis, Militeris, Imperialis Contohnya adalah
Jerman dan Italia.
6. Sistem Ekonomi
Demokrasi
sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD
1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk
rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.
Pada sistem demokrasi ekonomi terdapat kerja sama dan saling membantu
antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mencapai kemakmuran.
Ciri-ciri positif pada sistem ekonomi demokrasi :
1.
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
2.
Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
3.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
4.
Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta
mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
5.
Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyarakat.
6.
Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya
dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
7.
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Ciri-ciri negatif
pada sistem ekonomi demokrasi :
1.
Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling
menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa
lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional.
2.
Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat
dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi
di luar sektor negara.
3.
Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam
bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
Perbedaan Bisnis yang
Hanya Mengejar Keuntungan dan Bisnis yang Tidak Mengejar Keuntungan
Perbedaan
bisnis yang hanya mengejar keuntungan dan tidak mengejar keuntungan adalah
apabila bisnis di lakukan hanya untuk mendapatkan laba atau keuntungan bagi si
pebisnis dan hanya untuk memakmurkan kehidupannya, itu dapat dikategorikan
sebagai bisnis yang hanya mengejar keuntungan.Namun, apabila bisnis di lakukan
untuk menyediakan produk atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat dan tidak
sekedar hanya untuk mendapatkan laba bagi si pebisnis maka itu dapat
dikategorikan sebagai bisnis yang tidak mengejar keuntungan.
Pandangan Masyarakat Sekarang dengan Pandangan
Masyarakat Zaman Dulu Tentang Profesi Bisnis
Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi bisnis, antara lain sifat agresif, ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumberpenghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk, sehingga mereka tidak tertarik. Mereka tidak menginginkan anak-anaknva menerjuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri, apalagi bila anaknya sudah bertitel lulus perguruan tinggi. Mereka berucap ” untuk apa sekolah tinggi, jikahanya man menjadi pedagang”. Pandangan seperti ini sudah berkesan jauh di lubuk hati sebagian besar rakyat kita mulai sejak zaman penjajahan Belanda dulu, sampai beberapa dekade masa kemerdekaan.
Tetapi pada era globalisasi seperti ini bisnis sangat berperan penting karena bisnis sudah di anggap menjadi sebuah profesi. Bisnis sudah menjadi dambaan anak muda. Banyak juga orang yang beralih profesi ke profesi bisnis, seperti ahli hukum, teknologi, kedokteran, pendidik/guru, dosen. Ada yang pindah jalur ke profesi bisnis sebagai pekerjaan utama adapula yang sambilan. Jadi kita harus membangun bisnis atas dasar penuh kejujuran. Bisnis harus berpandangan jauh ke depan. Bisnis didirikan bukan untuk sementara, tapi untuk selamanya. seumur hidup pemilik dan terus dilanjutkan oieh ahli warisnva.
Oleh sebab itu, dunia bisnis harus menjaga faktor kontinuitas usaha, yang membuat landasan usaha yang kuat memuju masa depan yang penuh tantangan.
Referensi
:
Minggu, 12 Oktober 2014
Tugas 1
“Pilihan ku
Akuntansi”
Pada
awalnya saya hobi berbisnis/berdagang dan menghitung keuntungan yang di dapat.
Tapi saya merasa belum tahu cara yang tepat untuk memperhitungkan modal, untung
dan ruginya suatu bisnis yang saya jalani, maka dari itu kuntansi adalah
jurusan yang menurut saya tepat untuk menambah ilmu saya tentang bisnis. Apa
lagi akuntansi tidak hanya mengajarkan cara menghitung modal yang keluar,
untung,rugi dan piutang saja tapi juga mengetahui bagaimana kita memanage sebuah
perusahaan agar bisa terus berjalan.
Selain itu saya dapat
menguasai cara mengelola bukti transaksi, buku jurnal, buku besar, dan
menyelasaikan siklus akutansi perusahaan seperti dagang, jasa, manufaktur dan
lain-lain. Ilmu akuntansi juga bisa diterapkan dalam dunia bisnis. Ilmu ini
sangat menolong memetakan keuntungan dan kerugian dalam perusahaan. Jadi, jika
saya ingin memilih dunia bisnis dan membuka usaha sendiri, tidak perlu lagi
mencari akuntankarena bisa menangani sendiri. Kecuali jika sudah tidak
memungkinkan saya membutuhkan tenaga lain dalam akuntansi perusahaan nantinya. Karena
niat saya dari awal memang ingin menggeluti bidang bisnis makanya saya rasa
saya harus tahu cara mengelola keuangan yang masuk dan keluar dan bagaimana
mengatur sebuah perusahaan yang akan saya bangun nantinya.
Dan menurut saya Akuntansi berbeda
dengan ilmu sosial lainnya. Menurut saya, kebanyakan ilmu sosial lainnya
cenderung memiliki teori yang bermutu dan secara umum dapat dipelajari sendiri
tanpa harus belajar khusus, misalnya dengan membaca buku atau malah justru
sudah merupakan bakat yang dimiliki oleh setiap orang karena manusia adalah
makhluk sosial sehingga sedikit banyak ilmu-ilmu sosial tersebut dimiliki oleh
manusia, meski hanya dalam bentuk penerapan dan bukan teori seperti yang
terdapat di dalam buku. Seseorang yang ahli berbicara dan berorasi misalnya,
secara penerapan dapat dikatakan memiliki ilmu komunikasi yang bagus meski
orang tersebut tidak mengetahui persis teori-teorinya dan kuliah di jurusan
komunikasi. Sementara akuntansi berbeda dengan ilmu sosial lainnya. Akuntansi
itu baik secara teori ataupun aplikasinya memiliki metode tersendiri yang hanya
dapat dikuasai melalui pembelajaran yang mendalam terhadap ilmunya. Kedua,
meskipun seseorang yang kuliah di jurusan akuntansi seharusnya menjadi seorang
akuntan, namun seseorang yang kuliah akuntansi sebenarnya fleksibel terhadap
jenis lapangan pekerjaan lainnya. Seorang akuntan dapat menjadi manajer,
auditor, dosen, pengusaha, bahkan politikus dan diplomat sekalipun. Banyak
contoh orang yang berhasil setelah kuliah di jurusan akuntansi. Menteri
Keuangan dan Direktur Utama Garuda saat ini misalnya, berasal dari jurusan
akuntansi UI.
Langganan:
Postingan (Atom)