Kamis, 05 Mei 2016

Hari Buruh (May Day)

Hari Buruh pada umumnya dirayakan pada tanggal 1 Mei, dan dikenal dengan sebutan May Day. Hari buruh ini adalah sebuah hari libur (di beberapa negara) tahunan yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh

Sejarah Hari Buruh
May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.
Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi pada tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.
Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut mengurangan jam kerja. McGuire lalu melanjutkan dengan berbicara dengan para pekerja and para pengangguran, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. McGuire menjadi terkenal dengan sebutan "pengganggu ketenangan masyarakat".
Pada tahun 1881, McGuire pindah ke St. Louis, Missouri dan memulai untuk mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan McGuire sebagai Sekretaris Umum dari "United Brotherhood of Carpenters and Joiners of America". Ide untuk mengorganisasikan pekerja menurut bidang keahlian mereka kemudian merebak ke seluruh negara. McGuire dan para pekerja di kota-kota lain merencanakan hari libur untuk Para pekerja di setiap Senin Pertama Bulan September di antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan Syukur.
Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya.
Pada 1887, Oregon menjadi negara bagian pertama yang menjadikannya hari libur umum. Pada 1894. Presider Grover Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur umum resmi nasional.
Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen organisasi pekerja belahan dunia. Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya (masih pada tahun sama) telah dilakukan National Labour Union di AS: Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja Amerika Serikat, maka kongres mengubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.
Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions untuk, selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.

Hari buruh di Indonesia
Indonesia pada tahun 1920 juga mulai memperingati hari Buruh tanggal 1 Mei ini.
Ibarruri Aidit (putri sulung D.N. Aidit) sewaktu kecil bersama ibunya pernah menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di Uni Sovyet, sesudah dewasa menghadiri pula peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 1970 di Lapangan Tian An Men RRC pada peringatan tersebut menurut dia hadir juga Mao Zedong, Pangeran Sihanouk dengan istrinya Ratu Monique, Perdana Menteri Kamboja Pennut, Lin Biao (orang kedua Partai Komunis Tiongkok) dan pemimpin Partai Komunis Birma Thaksin B Tan Tein.
Tapi sejak masa pemerintahan Orde Baru hari Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia, dan sejak itu, 1 Mei bukan lagi merupakan hari libur untuk memperingati peranan buruh dalam masyarakat dan ekonomi. Ini disebabkan karena gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia.
Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk peringatan May Day masuk kategori aktivitas subversif, karena May Day selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis. Konotasi ini jelas tidak pas, karena mayoritas negara-negara di dunia ini (yang sebagian besar menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut prinsip antikomunis), menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota.
Kekhawatiran bahwa gerakan massa buruh yang dimobilisasi setiap tanggal 1 Mei membuahkan kerusuhan, ternyata tidak pernah terbukti. Sejak peringatan May Day tahun 1999 hingga 2006 tidak pernah ada tindakan destruktif yang dilakukan oleh gerakan massa buruh yang masuk kategori "membahayakan ketertiban umum". Yang terjadi malahan tindakan represif aparat keamanan terhadap kaum buruh, karena mereka masih berpedoman pada paradigma lama yang menganggap peringatan May Day adalah subversif dan didalangi gerakan komunis


Peringati May Day, Buruh Bawa Replika Penjara ke Depan Istana

Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara untuk memeriahkan peringatan May Day atau Hari Buruh hari ini. Seperti ribuan buruh yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI).
Mereka membawa berbagai macam atribut seperti spanduk, dan replika penjara yang di dalamnya terdapat narapidana yang terikat borgol di bagian kaki.

Kali ini spanduk yang mereka bawa lebih besar dari ukuran biasanya. Hampir sama seukuran baliho. Sehingga harus melibatkan beberapa orang untuk membawa spanduk tersebut.

Bahkan, mereka sengaja membentangkan spanduk itu menggunakan rangka besi yang dilengkapi roda, agar mudah diarak. Spanduk ini berisi kritikan dan tuntutan mereka kepada pemerintah.
"Hari ini tepat 1 Mei. Seperti yang kita dendangkan dalam Rakornas KASBI, kalau kami akan melakukan aksi turun ke jalan," teriak seorang orator di Bundaran HI Jakarta, Minggu (1/5/2016).

Para buruh ini menyatakan tak akan gentar menyuarakan apa kemauan mereka, selama keinginan mereka tidak didengar.

"Kita akan menyatakan sikap politik kita sebagai kaum buruh, sebagai kelas buruh bahwa 1 Mei hari perlawanan kaum buruh sedunia," tegas dia.

Para buruh yang berseragam serba merah itu berorasi tak berlangsung lama di bundaran HI, hanya sekitar 15 menit. Usai berorasi, para buruh diarahkan dan dikawal polisi menuju Monas dan depan Istana Merdeka.

SUMBER :
https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Buruh (16:37 – 16:47 05/05/2016)

ANALISIS :
Karakter perkembangan gerakan buruh sering kali dapat ditengok dari perhelatan May Day yang dilakukan oleh buruh. Jumlah massa yang terlibat, slogan-slogan yang diajukan dan metode aksi massa yang digunakan dapat menjadi alat ukur dua hal: di satu pihak, tingkat kesadaran kelas massa buruh dan, di lain pihak, tingkat kesiapan kepemimpinan dan organisasinya. Tentunya sebuah aksi May Day hanyalah satu jepretan foto saja dari dinamika pergerakan buruh yang terus berubah, dan akan menjadi berlebihan dan bahkan sia-sia kalau kita mencoba menaksir situasi gerakan buruh dari satu kejadian ini saja. Namun bila May Day kita lihat dalam keseluruhannya – yakni perkembangannya dari tahun ke tahun dan dalam konteks gerakan buruh yang ada – ia dapat memberikan kita sebuah gambaran yang lebih jelas. Sebagai ajang tahunan terbesar, yang menarik buruh luas karena nilai historis dan simboliknya, May Day adalah barometer gerakan buruh yang cukup baik.


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar