Jumat, 29 September 2017

ETIKA SEBAGAI TINJAUAN

Pengertian Etika
            Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu "ethikos" yang berarti “Timbul dari kebiasaan” adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Jenis Etika
1.      Etika filosofis
Etika lahir dari Filsafat karena etika berasal dari kegiatan berfilsafat atu berpikir yang dilakukan oleh manusia, etika filosofis memiliki dua sifat yaitu :
1.      Non-Empiris
Karena filsafat adalah ilmu non-empiris maka filsafat berusaha melampaui yang konkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala konkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang konkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2.      Praktis
filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”, etapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya.
1.      Etika teologis
Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan ajaran-ajaran agama.

2.      Etika sosiologis

Etika sosiologis berbeda dengan dua etika sebelumnya. Etika ini menitik beratkan pada keselamatan ataupun kesejahteraan hidup bermasyarakat.

Prinsip-prinsip Etika
Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad ke-4 SM para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam  ide  besar  (great  ideas).  Seluruh  gagasan  atau  ide  besar  tersebut dapat diringkas menjadi 6 prinsip yang merupakan landasan penting Etika, yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.

Prinsip Keindahan
            Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.

Prinsip Persamaan
            Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.

Prinsip Kebaikan
            Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan   dalam   berinteraksi   dengan   lingkungannya.

Prinsip Keadilan
            Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.

Prinsip Kebebasan
            Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain.

Prinsip Kebenaran
            Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat.

Macam-macam aliran etika

Aliran Etika Teleologi
            Etika Teleologi mengukur baik buruk suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang diakibatkan oleh tindakan itu. Tindakan bisa dinilai baik kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat.

Aliran Egoisme Etis
            Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu- satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi  dan memajukan dirinya.
Aliran Etika Utilitarianisme
Utilitarianisme bertolak dari berbagai macam situasi untuk bertindak mana yang harus dipilih, utilitarianisme memiliki empat unsur prinsip:
1.      Utilitarianisme mengukur etika adalah sebuah peraturan atau tindakan dari berbagai akibatnya. Apabilah akibat tindakan itu baik maka secara moral tindakan itu benar, apabilah akibatnya tidak baik maka tindakan  itu secara moral salah.
2.      Akibat yang baik adalah yang berguna, yang dimaksud bukan  sembarang berguna, melainkan berguna untuk menunjang apa yang bernilai baginya sendiri, yang baik pada dirinya sendiri.
3.      Moral yang baik adalah yang bermanfaat pada dirinya sendiri yang menimbulkan kebahgian pada dirinya sendiri.
4.      Utilitarianisme menuntut agar selalu mengusahakan akibat baik atau nikmat yang sebanyak-banyaknya untuk sipelaku.

Aliran Hak
            Teori Hak merupakan bagian dari Teori Deontologi, akan tetapi sekarang ini Teori Hak memiliki identitas tyersendiri. Hak didasarkan atas martabat manusia

Aliran Virtue (keutamaan)  
Teori tipe terakhir ini adalah teori yang memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah ahati, melainkan apakah orang tersebut bersikap adil, jujur, murah hati  dan sebagainya.

FUNGSI ETIKA
1.      Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan.
2.      Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
3.      Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme



FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELANGGARAN ETIKA
1.      Kebutuhan Individu
2.      Tidak Ada Pedoman
3.      Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
4.      Lingkungan Yang Tidak Etis
5.      Perilaku Dari Komunitas

SANKSI PELANGGARAN ETIKA
1.      Sanksi Sosial : Sanksi ini diberikan oleh masyarakat sendiri, karena skala kecil jadi tanpa melibatkan pihak berwenang. Pelanggaran yang terkena sanksi sosial biasanya merupakan kejahatan kecil, ataupun pelanggaran yang dapat dimaafkan. Dengan demikian hukuman yang diterima akan ditentukan oleh masyarakat, misalnya membayar ganti rugi dan sebagainya. pedoman yang digunakan adalah etika setempat berdasarkan keputusan bersama. Dan dipahami sebagai kesalahan yang dapat “dimaafkan”.


2.      Sanksi Hukum : Karena skala besar sanksi ini diberikan oleh pihak berwengan, dalam hal ini pihak kepolisian dan hakim. Pelanggaran yang dilakukan tergolong pelanggaran berat dan harus diganjar dengan hukuman pidana ataupun perdata. Pedomannya suatu KUHP. Dapat merugikan pihak lain

REFERENSI :


Nama : Ajeng Ayu Septika
NPM : 20214649
Kelas : 4EB06

Tidak ada komentar:

Posting Komentar